Senja, seperti apakah senja akan terlihat dari balik jendela Kedai Mang Ujang? Seistimewa itukah senja akan terlihat merona di sana? Kenapa juga mesti pukul lima? Juga kereta, benarkah Kereta Pakuan yang melintas pukul lima lebih lima belas menit akan membelah hari dan mengantar senja hingga ke peraduannya? Lalu cappuccino, kenapa juga mesti 30 kali diaduknya?
Tag: Diary Sherly
Cinta Dalam Secangkir Cappuccino
DIARY SHERLY : MY LOVELY CAPPUCCINO #6Malam semakin kelam. Fajar pagi masih beberapa waktu lagi. Kabut tipis datang dan pergi. Hanya sesekali terdengar suara kendaraan yang melintas. Sisanya hening. Begitu tenangnya hingga hembusan nafas masing-masing kami begitu jelas terdengar.“Sher, sudah pernah lihat bagaimana matahari terbit? Melihat mentari perlahan muncul di ufuk timur?”“Belum… Emang kenapa?”“Kalau kemarin … Lanjutkan membaca Cinta Dalam Secangkir Cappuccino
Kado Terindah
DIARY SHERLY : MY LOVELY CAPPUCCINO #5 Benar kata orang, bahwa hidup ini adalah sebuah misteri. Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari. Tapi bagi seorang Dika, misteri adalah hidup itu sendiri. Kita bisa bebas menggariskan nasib hidup kita sendiri, walau terkadang takdir berkata lain. Sudahlah. Itu hanya masalah diksi. … Lanjutkan membaca Kado Terindah
Jangan Panggil Aku Axl
DIARY SHERLY : MY LIVELY CAPPUCCINO #4Derit ponsel membangunkan lelap tidurku. Kulihat jarum jam di dinding belum juga merujuk angka enam. Sambil bermalas-malasan kubuka dua pesan pendek yang masuk. “Siapa juga pagi-pagi gini ganggu… haa…?!” kejutku ketika membaca sederet kalimat dalam ponselku : “Jika saja hari tidak hujan, mungkin aku sudah akan ada di terasmu, … Lanjutkan membaca Jangan Panggil Aku Axl
Cerita Tentang Senja
DIARY SHERLY : MY LOVELY CAPPUCCINO #3 Kemilau senja beserta segala rona pesona yang baru saja kulihat tadi, membuatku kehilangan kata-kata. Belum lagi masih ditambah dengan kata-kata yang begitu sederhana dari mulut seorang lelaki misterius yang baru kukenal itu, seolah membius imajiku. Mulutku seperti terkunci. Begitu banyak pekerti, nilai-nilai yang dapat kupetik dari sekian detik … Lanjutkan membaca Cerita Tentang Senja
Sanja Dan Si Tukang Tissue
DIARY SHERLY : MY LOVELY CAPPUCCINO #2 Jarum jam tepat merujuk pada angka dua belas. Itu artinya sudah tengah hari, perut harus segera diisi. Tapi dimana? Kami berdua buta sama sekali soal kuliner di Kota Hujan ini. Setelah beberapa saat, akhirnya kami putuskan untuk meninggalkan Kebun Raya beserta pemandangan rusa-rusa totolnya dan mencari tempat makan … Lanjutkan membaca Sanja Dan Si Tukang Tissue